Saturday, May 3, 2014

Any monkey can beat the market?! Sebuah refleksi mengenai kehebatan monyet dalam memilih saham

Benarkah monyet mampu mengalahkan pasar?
"Any monkey can beat the market!" Ini merupakan salah satu judul dari sebuah artikel yang muncul di situs ternama Forbes yang ditulis oleh Rick Ferri. Artikel ini juga dipublikasikan di Wall Street Journal pada akhir 2012 dan mengatakan bahwa apabila Anda memberikan sebuah monyet cukup anak panah untuk dilemparkan pada halaman yang berisikan daftar-daftar saham, mereka akan mengalahkan market. Ini berdasarkan sebuah penelitian yang dari hasil simulasi 100 monyet yang melempar anak panah ke daftar saham di surat kabar. Rata-rata monyet tersebut mampu outperform indeks stock market US sebesar 1.7% per tahun sejak 1964.

Outperform indeks saham US sebesar 1.7% sejak 1964 akan menjadikan monyet ini mengalahkan rata-rata kekayaan dari manusia

Faktanya, semenjak tahun 1973, Dr. Burton Markiel, seorang profesor Princeton University mengarang sebuah buku yang berjudul "A Random Walk Down Wall Street" yang menyatakan bahwa "monyet dengan mata tertutup melemparkan anak panah ke sebuah daftar saham dikoran mampu memilih sebuah portofolio yang akan mengalahkan portofolio yang dipilih secara hati-hati oleh para fund manager." Sebagai catatan buku ini salah satu best-seller dan menjadi hit dikalangan pemain pasar modal dunia.

Nah, apabila monyet-monyet dengan mata tertutup ini (sudah monyet, ditutup lagi matanya) mampu mengalahkan pasar, buat apa kita susah-susah untuk belajar berinvestasi. Buat apa kita menganalisa bisnis dari perusahaan tersebut dan menghitung nilai wajar perusahaan bila Anda mampu menyewa seorang monyet untuk memilihkan Anda saham-saham tersebut.

Oke baiklah kita lihat kemampuan monyet tersebut di Bursa Efek Indonesia!

Saya akan melakukan eksperimen untuk mensimulasikan hipotesis monyet tersebut pada bursa saham Indonesia. Tentunya saya tidak akan menyewa monyet sungguhan. Berikut merupakan langkah-langkah yang akan saya lakukan.
  1. Kita akan ambil periode waktu 5 tahun terakhir.
  2. Gol akhir kita adalah untu menciptakan dua buah Portofolio Monyet. 1 set portofolio yang dipilih dari LQ45 periode Februari - Juli 2009 (Portofolio Monyet LQ45). 1 portofolio dari total saham yang listing di BEI per tahun ini yang merepresentasikan IHSG (Portofolio Monyet IHSG).
  3. Coret saham-saham yang semenjak IPO belum genap berusia 5 tahun.
  4. Saham-saham tersebut akan diurutkan sesuai abjad.
  5. Kita akan menciptakan sebuah angka random dari fungsi random di MATLAB versi 7.10 yang mencerminkan pilihan dari sang "monyet" buatan.
  6. Apabila angka random adalah 11, maka saya akan memilih saham ke sebelas dan memasukan pada Portofolio Monyet.
  7. Ulangi metode tersebut sampai terpilih 10 saham pada masing-masing indeks portofolio monyet tersebut.
Dan inilah kedua Portofolio Monyet tersebut!


PORTOFOLIO MONYET LQ45
LQ-45 KODE 5Y-RETURN
Indika Energy INDY -72.50%
London Sumatera Plantation LSIP 135.64%
Bank Mandiri BMRI 252.37%
Indocement Tunggal Prakarsa INTP 269.83%
Elnusa ELSA 69.49%
Bank Central Asia BBCA 215.83%
Astra Agro Lestari AALI 71.08%
Unilever Indonesia UNVR 281.70%
Vale Indonesia INCO 4.55%
Indosat ISAT -29.91%
Return rata-rata 119.81%
Return IHSG 179.76%



PORTOFOLIO MONYET IHSG
IHSG KODE 5Y-RETURN
Plaza Indonesia Realty PLIN 39.17%
Timah Persero TINS 51.76%
Hexindo Adiperkasa HEXA 181.75%
Bank ICB Bumiputera BABP 154.72%
Jakarta International H&D JIHD 484.00%
Darman Henwa DEWA -56.49%
Goodyear Indonesia GDYR 291.53%
Tanah Laut INDX -7.06%
Mitra Investindo MITI -1.89%
Prima Alloy Steel Universal PRAS 243.08%
Return rata-rata 138.06%
Return IHSG 179.76%


Berikut perbandingan kinerja kedua portofolio dengan IHSG selama 5 tahun terakhir.



Seperti yang dapat kita lihat ternyata, "monyet-monyet" buatan saya cukup mengecewakan. Kita dapat belajar bahwa pemilihan saham yang asal-asalan akan berakibat pada underperformnya saham milik kita. Cukup beruntung bahwa di Portofolio Monyet IHSG, kita menggunakan daftar perusahaan-perusahaan yang listing di 2014. Padahal ada berapa banyak perusahaan yang delisting semenjak tahun 2009-2014.

So masih percaya teori "Any monkey can beat the market?"

No comments:

Post a Comment