Tuesday, January 14, 2014

Berinvestasi jangka panjang lebih mudah dari yang Anda bayangkan

Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan ditutup dengan kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar +3.19%. Hal ini juga berdampak pada portofolio partnership saya yang ditutup dengan kenaikan sebesar +4.31%. Beberapa saham yang saya investikan di dalam partnership bahkan naik dengan angka yang fantastis hari ini. Sebut saja Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), saham terbesar dalam portofolio kami, yang hari ini naik sebesar +15.38%. Contoh lainnya adalah Bank BRI (BBRI) yang hari ini naik sebesar +10.19%.

Hal ini layaknya seperti angin segar bagi para investor yang memutuskan untuk membeli pada saat harga-harga saham ini "diobral" besar-besaran pada beberapa minggu terakhir ini. Lantas sebagian juga resah karena beberapa saham yang telah berminggu-minggu dianalisa, sudah dicek kualitas manajemennya, sudah dihitung bahwa harga perusahaan ini cukup murah, namun ternyata hari ini naik dibawah 1% atau bahkan tidak naik sama sekali.

Lalu pertanyaan-pertanyaan dibawah ini muncul di dalam benak kita.

Kapan sih enaknya saya jual saham ini. Saham A sudah naik sampai puluhan persen nih dalam 2 hari ini. Bagaimana kalau besok turun lagi yah? Jual apa tidak ya?

Duh saham ini kok tidak gerak-gerak ya. Fundamental bagus, manajemen bagus, harga murah, tapi kok begitu-begitu saja performanya. Bagaimana kalau besok tidak naik lagi yah? Jual apa tidak ya?

Dan tampaknya memang ada baiknya kita belajar (kembali) pada Warren Buffett, investor jangka panjang terbaik di dunia. Perkenalkan, salah satu investasi terbaik yang Buffett lakukan:

The Washington Post

The Washington Post adalah salah satu perusahaan koran terbesar di dunia. Warren Buffett memutuskan untuk berinvestasi pada The Washington Post yang dijual dengan harga seperlima dari modalnya pada tahun 1973. Total investasi Buffett kala itu tidak main-main, yaitu sebesar 11 juta dolar untuk kepemilikan saham sebesar 15%. Pada waktu itu Buffett membeli pada harga 4 dollar. Kejatuhan bursa saham Wall Street dan krisis Energi tidak menghalangi Buffett untuk membeli The Washington Post.

Apa yang membuat Buffett membeli The Washington Post?

Pertama, bisnis koran pada waktu itu adalah bisnis yang bagus. Sekali orang jatuh cinta pada suatu brand koran tertentu, sangat sulit untuk membuat orang tersebut membeli brand yang lain.

Kedua, Buffett sadar bahwa manajemen The Washington Post cukup berkompeten ditambah lagi setelah membeli saham tersebut, Buffett juga terlibat dalam manajemennya.

Ketiga, tentu saja apalagi kalau bukan harga. Buffett mengatakan bahwa harga The Washington Post setidaknya minimal empat kali lebih besar daripada harga yang dia beli sekarang. Bahkan Buffett mengklaim bahwa semua orang di Wall Street pun mengetahui akan hal itu, namun tidak ada yang berani untuk membelinya.

Setelah Buffett membelinya, lantas apa yang terjadi? 

Disinilah, hal yang menarik yang bisa kita pelajari.

- Selama dua tahun pertama bahkan nilai dari the Washington Post bukannya naik, malah turun. Namun Warren Buffett tetap menyimpannya selama tidak terjadi perubahan fundamental pada perusahaan.

- Akhirnya nilai dari the Washington Post berangsur-angsur naik. Bahkan pada tahun 1980 nilai dari the Washington Post naik lebih dari 400% nilai pembelian semula. Apa yang Buffett lakukan? Jual? Tidak. Buffett meyakini selama fundamental perusahaan tetap baik dan bertumbuh, bisnis yang wonderful haruslah disimpan.

- Pada tahun 1985, nilai saham dari Washington Post mencapai nilai 100 dollar. Wow, naik 2500% dari harga pembelian. Sangat menggoda untuk direalisasikan keuntungannya. Namun Buffett memilih untuk tetap menyimpannya.

Andaikan Buffett menjual entah pada posisi 1) cut loss pada 2 tahun pertama, 2) Gain 400% pada tahun 1980, 3) Gain 2500% pada tahun 1985, maka Buffett tidak akan merasakan betapa manisnya pertumbuhan dari the Washington Post yang terlihat pada grafik dibawah ini.



Fantastis!

Kekuatan dari investasi jangka panjang terletak dari konsep bunga majemuk (compounding rate). Semakin lama waktu berinvestasi, semakin besar uang Anda berkembang.

Ketika Anda sudah yakin terhadap fundamental perusahaan, perusahaan tersebut dijual di harga yang murah, dan perusahaan terus menerus bertumbuh. Berinvestasilah jangka panjang. Tidak perlu memikirkan fluktuasi saham jangka pendek. 

Cukup pantaulah laporan keuangan baik kuartalan (terbit setiap 3 bulan sekali) maupun tahunan untuk mengetahui perkembangan perusahaan Anda. 

Ternyata, berinvestasi jangka panjang lebih mudah dari yang Anda bayangkan!



No comments:

Post a Comment